1.
Faktor kepribadian
Faktor kepribadian sangat erat hubungannya dengan sikap
seseorang dalam mendorong suatu permasalahan, atau dalam mempelajari suatu ilmu
termasuk mempelajari bahasa. Kalau sikap orang tersebut positif maka ia akan
berhasil mengatasi suatu persoalan atau mempelajari suatu bahasa. Tetapi jika
sikap seseorang tersebut negatif, maka akn terjadi hal negatif pula yaitu gagal
mengatasi permasalahan atau gagal dalam menguasai suatu bahasa. Beberapa faktor
kepribadian yang mempengaruhi proses penguasaan bahasa kedua/asing yaitu:
a.
Self-esteem yaitu sikap seseorang
dalam menilai dirinya sendiri
b.
Inhibition/hambatan yaitu sifat
mempertahankan diri atau melindungi diri dari suatu kesalahan.
c.
Risk-taking yaitu sikap berani
mengambil keputusan dan resiko.
d.
Anxiety yaitu kondisi emosional
yang melibatkan rasa takut, rasa ragu juga rasa ingin tahu.
e.
Empathy yaitu suatu proses
menempatkan diri sendiri pada situasi orang lain.
f.
Motivasi yaitu suatu proses emosi
yang menyebabkanseorang gagal atau berhasil melakukan suatu kegiatan.
2.
Faktor usia dan faktor
biologis
Faktor usia dan faktor biologis juga berpengaruh
terhadap keberhasilan seseorang dalam mempelajari bahasa kedua/asing hal ini
berkaitan dengan fungsi otak yang akan hilang kelenturannya setelah memasuki
usia pubertas. Semakin bertambah usia sesorang maka semakin berkurang pula
kinerja otaknya. Maka bagi usia dewasa keatas akan memerlukan usaha extra dalam
mengingat kata atau kalimat bahasa asing yang dipelajarinya. Faktor usia dan
faktor biologis yang berpengaruh terhadap proses pemerolehan bahasa asing/kedua
antara lain:
a.
The critical period hypothesis
yaitu suatu periode dimana penguasaan bahasa terjadi secara alami dan tanpa
membuan tenaga.
b.
Cognitif explanation yang
memberikan penjelasan bahwa pembelajar bahasa dalam mempelajari bahasa
kedua/asing dengan cara belajar tentang bahasa yaitu mempelajari kaidah
linguistik secara sadar.
c.
Affective explanation yaitu yang
membedakan tingkat bahasa primer dan bahasa skunder.
3.
Faktor sosiokultural
Faktor sosiokultural juga berpengaruh terhadap
pemerolehan bahasa asing/kedua. Pentingnya mempelajari faktor ini karena suatu ekspresi
atau kalimat belum tentu cocok untuk suatu konteks sosial suatu bangsa. Oleh
sebab itu pembelajar bahasa asing yang mempelajari sosiokultur bangsa bahasa
target akan menguasai bahasa target tersebut dengan lebih baik dan dapat
diterima daripada pembelajar yang tidak mempelajari sosiokultur. Faktor
sosiokultural yang berpengaruh terhadap proses pemerolehan bahasa asing/kedua
antara lain:
a.
Acculturation dimana sipembelajar
harus mau menyesuaikan diri dengan kebudayaan bahasa yang sedang dipelajari agar
proses penguasaan bahasa kedua/asing dapat berjalan dengan lancar.
b.
Social distance yaitu jarak
anatara si pembelajar dengan lingkungannya.
c.
Attitude yaitu sikap pembelajar
terhadap bahasa asing itu sendiri.
1.
Pajanani alam dan pajanan formal
Pajanan
alami adalah suatu lingkungan dimana seseorang dalam hal belajar bahasa tidak
terikat dengan aturan yang berlaku.
Pajanan
formal adalah suatu lingkungan dimana pembelajar bahasa dalam mempelajari
bahasa kedua/asing harus memperhatikan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku.
2.
Peran pembelajaran pada komunikasi bahasa dalam komunikasi
Dalam
pembelajaranbahasa kedua/asing pembelajar diharapkan tidak hanya berperan pasif
artinya pembelajar hanya sekedar mempelajari kaidah-kaidah aturan kebahasaan
seperti grammar tanpa mengaplikasikannya didalam bentuk komunikasi. Pembelajar
bahasa kedua/asing diharapkan dapat berperan aktif yaitu mempraktikan atau
mengaplikasikan apa yang telah dipelajari kedalam bentuk komunikasi yang nyata.
3.
Ketersediaan Referensi Konkret
Referensi
konkret adalah subjek kejadian-kejadian yang dapat dilihat, didengar atau
dirasakan pada saat bahasa itu digunakan. Contoh referensi konkret dalam
pembelajaran bahasa asing adalah buku, alat peraga, dan seorang ahli didalam
bidang terkait. Kegunaan referensi konkret adalah untuk membantu menjelaskan
suatu makna. Adanya referensi konkret dapat membantu memperjelas makna terutama
makna abstrak.
4.
Balikan dan Frekuensi
Balikan/feedback
dalam pembelajaran bahasa asing/kedua adalah respon (tanggapan) pembelajar
bahasa yang diberikan terhadap tulisan dan ucapan pembelajar itu sendiri.
Balikan yang biasa digunakan adalah koreksi.
Frekuensi
adalah banyaknya ucapan suattu kata atau grammar yang didengar oleh pembelajar
bahasa. Biasanya semakin sering suatu ucapan, kata atau grammar tersebut
didengar oleh pembelajar maka semakin cepat pula si pembelajar menguasainya.
Mengapa keberhasilan
komunikasi dalam bahasakedua/asing mengandalkan upaya pembelajar sendiri?
Menurut pengalaman saya
keberhasilan belajar bahasa asing sangat dipengaruhi oleh mindset dan sikap
kita terhadap bahasa asing tersebut. Kita harus memiliki sikap yang sangat
positif terhadap bahasa asing yang kita pelajari misalnya dengan berfikiran bahwa
bahasa asing itu mudah, menyenangkan dan mempunyai banyak manfaat jika kita
dapat menguasainya.
kepercayaan diri yang
tinggi akan sangat mempengaruhi tingkat keefektifan kita dalam menguasai bahasa
asing. Berdasarkan pengamatan saya di kelas siswa yang mempunyai kepercayaan
diri yang tinggi berkembang lebih pesat kemampuannya dibandingkan siswa yang
kurang percaya diri. Karena siswa yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi
tidak pernah ragu dalam mencoba mempraktikan kemampuannya dalam berkomunikasi meskipun
terdapat beberapa kesalahan, mereka tidak minder ketika salah dan tidak ragu
untuk bertanya jika tidak faham. Melalui hal-hal tersebut siswa yang PD akan
mendapata pengetahuan yang baru dan memiliki kemajuan yang baik.
Memiliki motivasi yang
baik juga akan sangat mendorong pembelajar dalam menguasai bahasa kedua.
Misalnya belajar bahasa inggris sebagai suatu syarat untuk mendapatkan
pekerjaan atau melanjutkan pendidikan keluar negeri. Jika pembelajar memiliki
motivasi atau alasan yang kuat untuk menguasai bahasa asing maka mereka akan
lebih giat dalam belajar.
Pada dasarnya apa yang
kita fikirkan adalah apa yang akan kita dapatkan. Maka dari itu hal yang harus
kita tanamkan pada diri kita ketika belajar bahasa asing adalah menanamkan
fikiran bahwa “bahasa asing itu muah” dan membuang jauh fikiran negatif tentang
kesulitan-kesulitan bahasa asing maka kita akan diberikan kemudahan dalam
mempelajari dan mengaplikasikannya karena energi positif yang kita pancarkan
dari diri kita.
Saran untuk setiap penulisan artikel harap mencantumkan referensinya ka. 🙏🏻
ReplyDelete*harap cantumkan
DeleteTerimakasih atas sarannya kak, btw tulisan ku ini merupakan jawaban soal maupun diskusi pas kuliah ya kak.. jadi mostly tulisannya berdasarkan pengalaman pribadi... Terimakasih sudah mampir☺️🙏
DeleteSaya izin mengutip bacaan nya ya kak, terimakasih banyakk.
ReplyDelete